Cegah Kanker pada Anak Sejak Dalam Kandungan
Pertumbuhan sel kanker dalam tubuh anak ternyata bisa dicegah sejak dalam kandungan. Sebuah laporan medis terbaru memberikan informasi tentang penyebab kanker, terutama pada anak. Yaitu, berkaitan dengan risiko dan kebiasaan, baik ayah maupun ibu, bahkan sebelum pembuahan.
Tanda-tanda genetik bisa meningkatkan risiko kanker muncul pada telur dan dibawa melalui perkembangan janin hingga lahir. “Risiko seseorang mengalami kanker bisa dicegah bahkan sebelum terjadinya pembuahan. Faktor risiko ini sudah ada dalam sel telur ibu,” kata profesor Ricardo Uauy, penasihat kesehatan PBB dan WHO, seperti dikutip dari Bable.com.
Risiko yang ada sebenarnya bisa dikurangi jika calon ibu menerapkan dengan kebiasaan hidup sehat. Untuk mengurangi risiko terjadinya kanker pada bayi atau anak ada tiga langkah yang bisa dilakukan para calon ibu.
1. Berhenti merokok
Asap rokok satu dari sekian banyak penyebab utama kanker yang hampir sepenuhnya berada dalam kontrol baik calon ibu maupun calon ayah. Sebenarnya, jika ingin memiliki bayi sehat dan kehamilan tidak bermasalah, bukan hanya calon ibu yang harus berhenti merokok tetapi juga calon ayah. Cukup sulit memang, terutama jika calon ayah perokok berat, tetapi setidaknya harus diusahakan.
2. Kurangi konsumsi makanan kaleng
Kaleng mengandung Bisphenol A dan bahan kimia lain yang bisa luluh ke dalam makanan. Hal ini bisa menjadi pencetus perkembangan sel kanker. Makanan kaleng juga ada yang belum terlalu matang dan mengandung lebih sedikit nutrisi daripada makanan segar atau beku.
3. Pilih bahan makanan bebas pestisida
Sayuran segar mengandung senyawa antioksidan dan zat anti-kanker lainnya. Sayuran seperti brokoli, bunga kol, kubis, kecambah dianggap pelawan zat kanker yang cukup kuat. Banyak sayuran memiliki tingkat pestisida yang rendah atau tanpa pestisida.
Tumbuhan yang terpapar pestisida biasanya ditandai dengan banyak lubang di daun karena serangga pemakan tumbuhan bisa hidup di daun dan batang. Untuk itu, pintar-pintarlah dalam memilih buah dan sayuran.
***
VIVAnews, By Petti Lubis, Mutia Nugraheni – Kamis, 23 September
Tidak ada komentar:
Posting Komentar